Sabtu, 06 Januari 2018

Hormon Stres

Stress adalah suatu psycho physiological phenomenon, yaitu kombinasi antara pikiran dan gerak tubuh. Stress dapat disebabkan oleh fisik, psikologis atau keduanya. Stress fisik dapat disebabkan oleh luka, terpapar panas/dingin, olahraga berat terlalu lama. Stress psikologis disebabkan karena perasaan marah, takut, depresi dan perubahan kehidupan. Hal yang menyebabkan stress disebut stressor.

Berdasarkan sumbernya, stressor dibagi menjadi 2 yaitu 

  • Eksternal : berasal dari luar tubuh seperti lingkungan kerja, keuangan, hubungan sosial
  • Internal : kadar glukosa yang minim dalam darah

Berdasarkan efek stress pada tubuh, dibagi menjadi 2 yaitu :

  • Eustress (punya efek baik) seperti olahraga
  • Distress (punya efek buruk) yang dapat menurunkan kinerja tubuh

Respon tubuh terhadap stress dibagi 2 yaitu :

  1. Short-term stress : responnya cepat karena melibatkan syaraf
  2. Long-term stress : responnya lambat karena melibatkan aksis hipotalamus-hipofisis

Hormon yang berperan merespon stress adalah 

  1. Kortisol : termasuk euhormon, derivat steroid, bentuk di dalam tubuh adalah terikat oleh CBG (corticosteroid-binding globulin)
  2. Epinefrin/adrenalin : termasuk neurohormon, derivat protein, bentuk dalam tubuh bebas
  3. Norepinefrin/noradrenalin : termasuk neurohormon, derivat protein, bentuk dalam tubuh bebas 

Regulasi hormon ketika stress   
http://www.drmeu.com/2016/09/mekanisme-kerja-dan-regulasi-hormon.html
Stress menstimulasi  hipotalamus mensekresi hormon corticitropin-releasing hormone (CRH) yang akan merangsang hipofisis anterior mense kresi adenocorticotropic-releasing hormone (ACTH). ACTH akan merangsang sekresi kortisol dari bagian korteks adrenal tepatnya pada zona fasikulata dan retikularis. Kortisol menyebabkan kadar glukosa, asam amino dan asam lemak dalam darah meningkat.

Selama stress terjadi peningkatan kortisol, vasopresin, epinefrin, renin, angiotensin dan aldosteron. Kortisol  membantu tubuh mengatasi stress berkaitan dengan efek metaboliknya, yaitu meningkatkan konsentrasi glukosa, asam amino dan asam lemak untuk digunakan bila diperlukan, misalnya dalam keadaan stress.  

Vasopresin meningkat untuk meningkatkan volume plasma. Peningkatan volume plasma untuk mempertahankan tekanan darah jika terjadi pengeluaran akut cairan plasma melalui pendarahan atau keringat berlebih yang terjadi selama stress. Sistem simpatis memicu pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron akibat penurunan aliran darah ke ginjal. 

0 komentar: